Jagad Warta – Surabaya, Ricky Eliyer Aubatuwel mantan terpidana kasus penganiayaan yang baru dua bulan bebas dari Lapas Lowokwaru, Malang, pada Selasa (28/2/2023) kembali berulah di lingkup Pengadilan Negeri Surabaya.
Ulah residivis tersebut, melakukan penganiayaan terhadap Penasehat Hukum yakni, Erick Manangsang.
Geger di lingkup Pengadilan Negeri Surabaya ini, berawal dari perseteruan dalam persidangan perkara perdata yakni, Gugatan Perbuatan Melawan Hukum (PMH).
Penasehat Hukum Penggugat, Jan Labobar saat ditemui pasca geger di Pengadilan Negeri Surabaya, mengatakan, pelaku Ricky Eliyer adalah selaku turut Tergugat III, dalam pembuktian atas hak asuh anak, membawa bukti akte kelahiran anak yang diduga palsu.
“Pelaku yang menjadi turut Tergugat III, dalam sidang membawa akte kelahiran yang menerangkan anak tersebut lahir pada tahun 2005. Padahal anak tersebut lahir tahun 1995 sesuai bukti otentik dalam akte kelahiran serta namanya juga berbeda,” terang Jan Labobar.
Lebih lanjut, seusai sidang, pelaku tidak terima atas argumen yang menyoal akte kelahiran tersebut. Sehingga, terjadi adu mulut dan pelaku melakukan pelecehan dengan menepuk pantatnya.
” Dia dua kali menepuk pantatnya. Karena tidak pantas dan sangat melecehkan. Itu yang saya tidak terima maka kami menegur dia malah memicu percekcokan lalu Erick yang melihat itu berusaha melerai kami,” tambahnya.
Upaya melerai cek cok tersebut, justru membuat Erick Manangsang menjadi korban pemukulan yang dilakukan oleh Ricky Eliyer Aubatuwel.
” Erick justru langsung ditinju oleh pelaku di bagian pipi dekat matanya sebelah kiri,” ungkapnya.
Setelah mendapat pukulan tersebut, Jan Labobar mengaku, langsung membuat laporan ke Polsek Sawahan, yang disertai melakukan Visum Et Repertum ke Rumah Sakit Bhayangkara.
” Tapi dokter RS.Bhayangkara menolak memberikan visum, tapi meminta korban untuk langsung dilakukan rawat inap,” pungkasnya.
Sementara diketahui, pelaku pemukulan juga melaporkan kejadian itu ke Polrestabes Surabaya. MET.
www.jagadwarta.com
